Trip #18: Icip-icip Wader Presto dari Tepian Kali Progo


Mbak Ndari bersama wader presto buatannya (dok. Pribadi)

SLEMAN (piknikpiknikasik) - Setelah sekian lama gak eksis, cerita perjalanan pértama di tahun 2018 ini dimulai dari perbatasan Sleman - Kulon Progo, lebih tepatnya di pinggir kali progo sisi timur. Bukan suatu kebetulan juga kalau nama daerahnya juga Minggir yang dalam.bahasa Indonesia bisa dimaknai dengan "menepi". Cuma korelasinya seperti apa, itu yang belum ketemu, dan sepertinya gak penting juga dibahas, karena yang mau kita bicarakan kali ini adalah hasil jelong-jelongnya di rumah Mbak Ndari di Dusun Kliran lX, Desa Sendangagung, Kecamatab Minggir, Kabupaten Sleman, DIY.

Siapa yang tak kenal wader? Klo pun gak kenal-kenal banget, minimal taulah ya jenis ikan yang satu ini. wader jenis ikan air tawar yang banyak ditemukan di kali (sungai) termasuk Progo. Namun, ukuran wader dari Progo relatif lebih besar dari ikan wader yang biasa hidup di empang. Kenapa? Lagi-lagi belum nemu penjelasan ilmiahnya hehe...


Ikan wader mentah yang nantinya akan diolah menjadi wader presto (dok. pribadi)

Meski banyak ditemukan di sungai-sungai dan mudah ditangkap, namun olahan ikan wader sepertinya tak menjadi primadona di masyarakat. Apa sebab? salah satunya karena daging ikan wader yang walaupun ukurannya kecil tapi durinya banyak sehingga sulit dikonsumsi, terutama anak-anak. Padahal, sebenarnya perkembangbiakan wader yang hidup liar di sungai ini terbilang cepat.

Pengalaman itu pula yang dulu pernah dialami Mbak Ndari atau nama lengkapnya Sri Suhandari (38 th). Ketika itu, suaminya yang hobi memancing sering membawa pulang ikan wader dalam jumlah yang lebih dari cukup kalau hanya untuk konsumsi keluarganya sendiri.

Istri dari Sujita ini kemudian berpikir untuk mengolah hasil tangkapan itu menjadi lauk atau makanan ringan yang kemudian ia titipkan ke warung-warung tenongan di sekitar rumahnya. Beruntung karena tempat tinggal Mbak Ndari ini hanya beberapa meter di barat pasar tradisional Kebonagung.

Pada suatu saat, ibu tiga anak ini mendapat saran dari salah satu konsumennya agar membuat wader presto, yang nilai jualnya lebih bagus dan relatif belum ada pesaingnya. Akhirnya, setelah beberapa kali mengalami kegagalan, Mbak Ndari berhasil mengolah wader yang tak hanya bercitarasa maknyus, tapi juga tak perlu lagi takut durinya bakal nyempil di mulut, karena sudah dilunakkan bersama dagingnya.

Tepatnya sejak tahun 2007 hingga sekarang, Mbak Ndari memproduksi wader presto yang tak hanya dititipkan ke warung-warung tenongan, tapi juga melayani pesanan dari para pembeli, baik dari dalam maupun luar Jogja yang kebetulan pas pulang kampung dari tempat perantauan, atau pun wisatawan dari luar daerah di Jogja.


Wader presto gurih bikinan Mbak Ndari (dok. pribadi)

Urusan rasa? itu yang paling utama klo ngomongin soal makanan. Wader presto buatan alumnus SMKN 1 Godean ini memiliki dua varian, yakni gurih dan manis yang sama-sama maknyus di lidah. Untuk 1 kg wader presto dihargai Rp 60 ribu, namun pembeli bisa memesan sesuai kebutuhan. Dalam arti tidak harus 1 kg, tapi bisa kurang dari itu atau malah lebih.

Trus cocoknya dimakan pake apa? Namanya lauk, pastinya akan lebih manteb klo temannya nasi hangat, dan sambal, Syukur-syukur ada lalapannya. Ummm...yummy!!!

Wader presto siap saji (dok.pribadi)

Eh... saking menikmati wadernya sampai gak nyadar ceritanya dah panjang lebar nih. Sampai di sini dulu ya cerita icip-icip wadér prestonya Mbak Ndari. Buat piknikers yang penasaran, bisa cus langsung ke Minggir ya...

Salam piknikers...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip #9: Menikmati wisata kuliner malam 'romantis' di angkringan pendopo lawas Jogja

Trip #8: Berdamai dengan alam di kawasan hutan mangrove Baros

Trip #12: di Kampung Flory Sleman, Icip-icip Kuliner Ndeso